Di antaranya, riwayat yang menyebutkan bahwa Azh-Zhohir Bibars tatkala hendak memerangi tartar di Syam, dia mengambil fatwa dari ulama tentang bolehnya mengambil harta rakyat (pajak) sebagai penyokong untuk memerangi mereka. Maka fuqoha" Syam menulis surat kepadanya tentang hal itu, lalu mereka membolehkannya.
Dia bertanya, "Apakah masih ada orang lagi?"
Dikatakan kepadanya, "Ya, tinggal Syaikh Muhyiddin An-Nawawi."